Selasa, 19 April 2011

MODAL KERJA?? PERLU GA YA?

Terkadang kita tida pernah tahu, apa sih Manajeman Modal Kerja itu?....
Dan apa pentingnya manjeman modal kerja di dalam kehidupan kita, maka dari itu disini saya akan membahas apa saja yang ada di dalam manajeman modal kerja dan guna diterapakannya di dalam kehidupan kita, sebelum kita memulai suatu usaha.

Pertama-tama, Saya akan menjelaskan tentang konsep-konsep di dalam Modal Kuantitatif, ada 3 konsep utama didalam Modal Kerja ini, antara lain Konsep Kuantitatif. Konsep ini didasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur aktiva lancar ( aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula / dana yang tertanam akan bebas lagi dalam jangka waktu yangka pendek.
Kemudian konsep yang kedua adalah Konsep Kualitatif , konsep ini digunakan Sebagai aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditas.
Dan konsep yang terakhir adalah Konsep Fungsional. Dimana Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilakan pendapatan (income)

Kalo menurut Wilford J. Eitemen –J.h Holtz, Definisi Modal Kerja adalah dana yang digunakan selama periode accounting yang dimaksudkan untuk menghasilkan “Current income” ( sebagai lawan dari future income (Sebagai lawan dari future income yang sesuai dengan maksud didirikannya perusahaan).

Jadi pada dasarnya ada 3 macam pengertian tentang modal pertama adalah Non Working Capital. Diamana non working capital merupakan suatu dana yang tidak menghasilkan current income, atau jika menghasilkan current income tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Selanjutnya yang kedua adalah Potensial working capital yaitu Modal Kerja Potensial. Dan yang terakhir adalah Modal Kerja.

Setelah kita mengetahui apa saja tentang konsep-konsep di dalam modal kerja, selanjutnya kita akan mengetahui apa saja sih, jenis-jenis modal kerja yang sudah didefinisikan menurut W.B Taylor, berikut ini adalah jenis-jenis modal kerja. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk menjalankan fungsinya. Yang dibagi menjadi Modal Kerja Primer (Primary working capital), yaitu Jumlah Modal Kerja minimum yang harus ada pada perusahaan utuk menjamin kontinuitas usahanya, serta Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) dimana jumlah Modal Kerja yg diperlukan utk menyelenggarakan luas produksi normal.
Jenis modal kerja yang kedua adalah Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital), yaitu Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Misalnya saja modal kerja musiman (seasonal working capital) yang berubah karena fluktuasi musim, lalu modal kerja siklis (cyclical working capital) yang berubah karena fluktuasi konjungtur, dan terakhir modal kerja darurat (emergency working capital) yang berubah karena keadaan darurat.

Di dalam Modal Kerja, juga terdapat Penentuan Besarnya Kebutuhan modal kerja, antara lain Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari 2 faktor. Faktor pertama adalah Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja. Merupakan keseluruhan atau jml dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bhn mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
Lalu faktor kedua adalah Pengeluaran kas rata-rata setiap hari yang Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.

Suatu Modal Kerja bakal makin besar, jika Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama, Periode perputaran tetap, serta jumlah pengeluaran kas besar.
Terdapat 3 jenis kebijakan pembelanjaan yaitu, Kebijakan pembelanjaan hedging adalah Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif sama dengan umur investasi. Kedua adalah kebijakan konservatif, yaitu Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif lebih lama dari umur sebagian investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin of safety dlm menjaga likuiditas. Dan terakhir adalah Kebijakan pembelanjaan agresif. Yang dimaksud Kebijakan pembelanjaan agresif adalah Suatu metode pembelanjaan dengan menggunakan pembelanjaan yang mempunyai umur pembelanjaan relatif lebih pendek dari umur sebagian investasi dalam aktiva untuk menekan biaya pembelanjaan.

Jadi kesimpulannya nih modal kerja tuh sangat penting dan diperlukan oleh suatu perusahaan, demi kelangsungan hidup perusahaan, seperti pembiayaan di berbagai aktivitas perusahan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar